Sumber Tasawuf :
Unsur Islam
Secara umum ajaran islam mengatur
kehidupan yang bersifat lahiriah dan jasadiah, dan kehidupan yang bersifat
batiniah. Pada unsur batiniah itulah kemudian lahirlah tasawuf. Unsur kehidupan
tasawuf ini mendapar perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran islam,
Al-Qur’an dan Al-Hadits serta prkatek kehidupan nabi dan para sahabatnya.
Unsur Luas Islam
Dalam berbagai literatur yang ditulis
para orientalis barat sering dijumpai uraian yang menjelaskan bahwa tasawuf
Islam dipengaruhi oleh adanya unsur agam masehi, unsur Yunani, unsur
Hindu/Budha, dan unsur Persia. Hal ini secara akademik bisa saja diterima,
namun secara aqidah perlu kehatia-hatian. Para orientalis barat menyimpulkan
bahwa adanya unsur luar Islam masuk kedalam tasawuf itu disebabkan karena secara
historis agama-agama tersebut telah ada sebelum Islam, bahkan banyak dikenal
oleh masyarakat Arab yang kemudian masuk Islam. Akan tetapi kita dapat
mengatakan bahwa boleh saja orang-orang Arab terpengaruhi oleh agama-agama
tersebut, namun tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan tasawuf, karena
para penyusun ilmu tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi itu bukan berasal
dari mereka itu. Dengan demikian adanya unsur luar Islam yang mempengaruhi
tasawuf Islam itu merupakan masalah akademik bukan masalah aqidah Islamiah.
Karenanya boleh diterima dengan sikap yang sangat kritis dan objekyif.
Pengertian dan Tujuan Tasawuf
Tasawuf dalam bahasa asing disebut mystic atau
sufism, berasal dari kata suf yakni wol kasar yang dipakai
oleh seorang muslim yang berusaha dengan berbagai upaya yang telah ditentukan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang melakukan upaya demikian
disebut sufi dan ilmu yang menjelaskan upaya-upaya serta
tingkatan-tingkatan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan dimaksud
dinamakan ilmu tasawuf.
Ilmu
tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara
pengembangan rohani manusia dalam rangka usaha mencari dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Dengan pengembangan rohani, kaum sufi ingin menyelami makna
syari’ah secara lebih mendalam dalam rangka menemukan hakekat agama dan
ajaran agama Islam. Bagi kaum sufi yang mementingkan syari’ah dan hakikat
sekaligus, shalat misalnya, tidaklah hanya sekedar pengucapan sejumlah kata
dalam gerakan tertentu, tetapi adalah dialog spiritual antara manusia dengan
Tuhan.
perbedaan Al Islam dan tasawuf : Islam itu adalah agama yg Muhaddad aqidahnya ibadahnya dan
syari`atnya. Sedangkan tasawuf itu agama yg tidak ada batasannya tidak ada
pengertian dalam aqidah ataupun syari`at-syari`atnya. Inilah perbedaan yg
paling besar antara Al Islam dan tasawuf.
Ada 5 aliran tasawuf, yakni:
1.
Qadiriyah, aliran ini memuliakan pendirinya
Abdul Qadir al- Jailani (116 M). Menurut para pengikutnya, Abdul Qadir
al-Jailani adalah orang suci.
2.
Rifa’iyah,
aliran ini didirikan oleh Muhammad ar-Rifa’i (1183 M). Tarikat Rifa’i terkenal
dengan amalannya berupa penyiksaan diri dengan melukai bagian-bagian badan
dengan senjata tajam diiringi dengan dzikir-dzikir tertentu.
3.
Sammaniyah, aliran ini didirikan oleh Syeikh
Muhammad Samman. Riwayat hidup pendiri tarekat ini sangat terkenal dahuli di
Jakarta. Cara mencapai tujuan akhir diantaranya adalah berdzikir dengan suara
lantang.
4.
Syattariyah, aliran ini didirikan oleh
Abdullah as-Syattari (1417 M). Aliran ini percaya pada ajaran kejawen mengenai
tujuh tingkat keadaan Allah SWT. yang disebut dalam ilmu hakikat. Nabi Muhammad
SAW. dilambangkan oleh aliran ini sebagai manusia sempurna (insan kamil) yang
memantulkan kekuatan Illahi seperti cermin memantulkan cahaya. Pada aliran ini
juga terdapat kepercayaan bahwa semua manusia mempunyai bakat untuk menjadi
manusia sempurna dan harus berusaha untuk mencapai kesempurnaan itu. Dalam
hubungan ini terdapat pandangan tentang hubungan manusia dengan Allah SWT.
seperti seorang pelayan dengan majikannya.
5.
Naqsyabandiyah, aliran ini didirikan oleh
Muhammad an- Naqsyabandi (1388 M). Aliran ini menyelenggarakan dzikir tertutup
atau dzikir diam yakni menyebut nama Allah SWT. dengan berdiam diri.
Pandangan Ummat Islam Terhadap Tasawuf
Mengenai asal-usul perkataan tasawuf para ahli berbeda pendapat.
Di antara pendapat yang banyak itu, ada satu pendapat yang sering ditulis dalam
buku-buku mengenai tasawuf di Indonesia. Pendapat itu mengatakan tasawuf
berasal dari kata suf artinya bulu domba kasar. Disebut demikian karena
orang-orang yang memakai pakaian itu disebut orang-orang sufi atau mutasawwif,
hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Mereka memakai pakaian yang terbuat
dari bulu binatang sebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan, berlawanan
dengan pakaian yang terbuat dari sutera yang biasa dipakai oleh orang-orang
kaya. Banyak juga definisi yang diberikan untuk merumuskan makna yang dikandung
oleh perkataan tasawuf.
Menurut at-Taftazani, tasawuf mempunyai 5 (lima) ciri, yaitu :
1.Memiliki nilai-nilai moral.
2. Pemenuhan fana (sirna, lenyap) dalam realitas mutlak.
3. Pengetahuan intuitif (berdasarkan bisikan hati) langsung.
4. Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah SWT. dalam
diri sufi karena tercapainya maqamat (beberapa tingkatan perhentian) dalam
perjalanan sufi menuju (mendekati) Tuhan.
5. Penggunaan lambang-lambang pengungkapan (perasaan) yang
biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat
Tasawuf berdasarkan
Al-Qur’an dan Al-Hadits, dapat dilihat ayat-ayat
dan hadits-hadits yang menggambarkan dekatnya manusia dengan Allah SWT.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. QS. Al-Baqarah ayat 115 artinya :
“Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu
menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi
Maha Mengetahui”.
2.QS. Qaf ayat 16 artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari urat
lehernya”.
3.Hadits Riwayat Imam Bukhari, artinya :
“Barang siapa memusuhi seseorang wali-Ku (wali Allah SWT.
adalah orang yang dekat dengan-Nya), maka aku mengumumkan permusuhan-Ku
terhadapnya. Tidak ada sesuatu yang mendekatkan hamba-Ku kepada-Ku yang lebih
Kusukai dari pengalaman segala yang Kuwajibkan atasnya. Kemudian, hamba-Ku yang
senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal sunnah,
maka Aku senantiasa mencintainya. Bila Aku telah cinta kepadanya, Akulah
pendengarnya dengan ia mendengar, Aku penglihatanny dengannya ia melihat, Aku
tangannya dengannya ia memukul, dan Aku kakinya dengan itu ia berjalan. Bila
ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta
perlindungan, Kulindungi ia”.
Sejak muncul paham widhatul wujud, tasawuf pecah menjadi
dua aliran, yaitu aliran pertama, aliran tasawuf yang didasarkan Al-Qur’an dan
Al-Hadits. Sedangkan aliran yang kedua, aliran fana yang disebut sebagai
tasawuf falsafi, disebut demikian karena teori-teori yang dikemukakannya banyak
mengandung unsur-unsur filsafat (Ensiklopedi Islam, 1992: 76 -77, 158 – 160).
0 Response to "ISLAM DAN TASAWUF"
Posting Komentar