TEKNOLOGI TELEMATIKA DAN PENERAPAN DIBIDANG MANUFAKTUR

ABSTRAKSI
Perkembangan telematika yang semakin canggih membuat mudah dalam pencarian informasi yang dibutuhkan. Komunikasi jarak jauh yang dapat mentrasmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap dan dapat menjangkau seluruh dunia, seakan-akan dunia berada dalam genggaman tangan.
Pada penulisan tugas ini yang berjudul teknologi telematika dan penerapan dibidang manufaktur, akan berfokus untuk membahas teknologi telematika yaitu fitur interface pada telematika, kerugian pada telematika, manfaat telematika dan penerapan dibidang apa saja terutama bidang manufaktur yang memanfaatkan telematika. Semoga penulisan yang sederhana ini dapat memberi maamfaat untuk pembaca dan mampu menjelaskan apa saja yang fitur yang berada pada telematika secara singkat , padat dan jelas . Penerapan fitur interface pada telematika di bidangnya. Penulisan ini berusaha menjelaskan seluruh fitur pada interface telematika dan kegunaanya.
Kata kunci : Fitur, Telematika, Manfaat Telematika di segala bidang terutama Manufaktur

1.      PENDAHULUAN 

Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978. Teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan informatika. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia. Pada saat ini informasi sudah banyak berkembang sedemikian rupa, hanya saja harus adanya dukungan teknologi. Teknologi telematikalah yang telah berkembang sehingga mampu menyampaikan suatu informasi.
Ketika Amerika Serikat meluncurkan ARPAnet pada 1983, penggunaan teknologi telematika di Indonesia masih terbatas. Mailinglist yang dikenal tertua di Indonesia dibuat pada tahun 1983 oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay. Hingga tahun 1990-an, masyarakat Indonesia telah banyak yang mengenal dan menggunakan teknologi telematika. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari jumlah radio amatir yang menjangku hingga ke luar negeri dan terus perkembangannya, teknologi telematika saat ini dapat diaplikasikan dalam banyak hal seperti:
·         Menghubungkan pengajar dengan muridnya
Kegiatan seperti memberikan materi belajar,  melakukan ujian, mengirim tugas, mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik.

Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.

2.      Landasan Teori

2.1  Pengertian Telematika

Pada kesempatan ini kami ingin berbagi Pengetahuan tentang telematika. kata 
“TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil 
pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang 
sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya 
sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Para praktisi mengatakan bahwa 
Telematics merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and 
INFORMATICS ” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. 
Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari 
perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering
disebut dengan ICT (Information and Communications Technology). Untuk mengerti makna 
TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari 
Tele=”Telekomunikasi”, ma= ”Multimedia” dan tika=”Informatika” kita perlu perhatikan 
perbedaan antara BIDANG ILMU. 
Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi 
wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah 
Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah 
informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA 
dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar 
istilah Teknologi Informasi (TI) , Telematika , Multimedia, maupun Information and 
Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai
definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya. 
Jika membaca dari tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini 
kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah 
“Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. (Sumber : http://www.dgk.or.id) 

2.2  Sejarah Telematika 

Telematika berasal dari bahasa Perancis “telematique” yang berarti telekomunikasi dan data. Istilah telematika pertama kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan 
Alain Minc dalam buku L'informatisation. Pengertian telekomunikasi adalah tehnik mengirim 
Pesan dari suatu tempat ke tempat lain dan biasanya berlangsung secara 2 arah. 
'Telekomunikasi' mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk Radio , fax, 
televisi , telepon , dan komunikasi data jaringan komputer. Pengertian informatika adalah 
mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapsa sistem yang di pakai untuk 
mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesaan data serta 
menampilkan dalam bentuk informasi. Pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada 
industri yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi.Yang 
termasuk telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang 
didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan 
salah satu contoh telematika. 

Menurut Wikipedia, istilah telematika ini sering dipakai untuk beberapa macam 
bidang, sebagai contoh adalah: Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang 
dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and 
Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan 
dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan 
telekomunikasi. Secara umum , istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem 
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral 
dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology). 
Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics ) Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai 
berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal 
Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) 
adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang 
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika 
Republik Indonesia. Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen 
APTEL) meliputi:
1.      Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi 
telematika;
2.      Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan 
konten , pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi
telematika; 
3.      Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
4.      Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang e-
government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
5.      Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah; 
6.      Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
7.      Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. 





2.3 Fitur Telematika
Menurut Kerangka Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan Informatika [Inpres No.6 Th. 2001,24 April 2001, h. 2]. Senada dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika = informatika [Asal Mula Kata Telematika, h.1, 2006]. 
Mengacu kepada penggunaan dikalangan masyarakat telematika Indonesia (MASTEL), istilah telematika berarti perpaduan atau pembauran (konvergensi) antara teknologi informasi (teknologi komputer), teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia [Ib id., h. 235]. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia, bahkan ke seluruh angkasa, serta terlaksana dalam sekejap. Kecepatan transmisi elektromagnetik adalah (hampir) 300.000 km/detik, sehingga langsung dikirim begitu sampai, memungkinkan orang berdialog langsung, atau komunikasi interaktif [Wawan Wardiana, Op.Cit., h. 234].
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut [Wawan Wardiana, Ibid., h.239-240]. 
1.      Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
2.      Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon).
Dari penjelasan interface dan telematika diatas, maka dapat saya simpulkan Interface telematika adalah merupakan sebuah teknologi informasi yang berbasiskan pada interface yang memungkinkan pengguna berinteraksi secara langsung.
Terdapat 7 macam fitur pada antarmuka telematika, keenam fitur tersebut adalah head up display system, tangible user interface, computer vision, browsing audio data, speech recognition, dan speech syntetis,video conference [fitur-fitur pada telematika (http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com]
1.      Head Up Display System

Head Up Display System adalah tampilan transparan yang menyajikan data tanpa mengharuskan penggna melihat dari sudut pandang yang biasa mereka lihat. Asal usul nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala terangkat (head up) dan melihat kea rah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrument.
Meskipun pada awalnya dikembangkan untuk penerbangan militer, HUDs sekarang digunakan dalam handphone, kendaraan bermotor, dan aplikasi lainnya.
Ada 2 tipe Head Up Display System, yaitu Fixed HUD dan HMD.

Ø  Fixed HUD mengharuskan penggunaannya melihat tampilan melalui media yang dipasangkan ke chassis/bodi mesin. Tampilan yang ditampilkan tergantung dari orientasi mesin yang bersangkutan misalkan pesawat tempur. System ini digynakan di kebanyakan pesawat tempur.
Ø  HMD lebih fleksible karena system ini menampilkan tampilan sesuai dengan gerakan kepala pengguna. 
Contoh HUDS, seperti General Motors yang memulai mengembangkan Head Up Display Berteknologi Laser. Dengan inovasi ini, pengemudi tak akan lagi menemukan kendala penglihatan pada kondisi gelap, hujan bahkan kabut sekalipun.
Inovasi yang menurut GM tak akan lama lagi di produksi ini, memiliki dampak besar pada keselamatan karena mapu memandu pengemudi saat berada di jalan bahkan dalam kondisi hamper mustahil untuk melihat dengan mata telanjang.
Hal ini, dimungkinkan berkat penggunnaan sensor dan kamera yang mengumpulkan informasi untuk diproyeksikan ke kaca depan menggunakan laser ultra violet kecil.
Teknologi ini merupakan bagian dari kerjasama antara departemen pengembangan (R&D) GM dengan tim di University of California dan Carnegie Mellon University.
Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut, pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
2.        Tangible User Interface

Tangible User Interface, biasa disingkat dengan TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang professor di laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan Istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara lengkap.
The Reactable adalah multi-user instrument music elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrument dengan memindahkan benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik, memungkinkan pengguna unuk membuat kompleks dan dinamis sonic topoligi, dengan generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesiezer atau aliran graspable bahasa pemograman yang dikuasai.

Contohnya adalah sistem Topobo. Dimana balok-balok dalam LEGO Topobo seperti blok yang dapat bertak bersama, tetapi juga dapat bergerak sendiri menggunakan komponen bermotor. Seseorang bisa mendorong, menarik, dan memutar blok tersebut, dan blok dapat menghapal gerakan-gerakan ini.

3.      Computer Vision

Computer Vision sering didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana computer dapat mengenali objek yang diamati atau diobservasi. Arti dari computer vision adalah merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat, dimana mesin mampu mengekstrak informasi dari gambar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas teretntu. Sebagai suatu ilmu, visi computer berkaitan dengantori dibalik system buatan bahwa ekstrak informasi dari gambar. Data gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti urutan video, pandangan dari beberapa kamera, atau data multi-dimensi dari scanner medis. Sebagai disiplin teknologi, computer vision berusaha untuk menerapkan teori dan model untuk pembangunan system.

Computer Vision ini juga merupa penggabungan antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Pengolahan citra (image Processing) berlangsung proses tranformasi citra atau gambar, proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Dan pada pengenalan pola (pattern recognition) berlangsung proses identifikasi objek pada citra atau innterpretasi citra, dimana proses ini bertujuan unt mengekstrak informasi atau pesan yang disampaikan oleh gambar atau citra.
Bersama Intelijensia Semu (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan system intelijen visual ( Visual Intelligence System).
Contoh aplikasi visi computer mencangkup system untuk :
§  Pengendalian prosen (misalnya, sebuah robot industry atau kendaraan otonom).
§  Mendeteksi peristiwa (misalnya, untuk pengawasan visual atau orang menghitung).
§  Mengorganisir informasi (misalnya, untuk pengindeksan database foto dan gambar urutan).
§  Modeling benda atau lingkungan (misalnya, industry inspeksi, analisis gambar medis atau topografis model).
§  Interkasi (misalnya, sebagai input ke perangkat untuk interaksi manusia computer).
§  Visi computer juga dapat digambarkan sebagai pelengkap (tapi tidak harus lawan) penglihatan biologis. Biologis visi, presepsi visual manusia adan berbagai system ini beroperasi dalam hal prose-prosen fisiologis. 
§  Sub domain visi computer meliputi adegan rekonstruksi, acara deteksi, pelacakan video, pengenalan objek, belajar, pengindeksian, gerak estimasi, dan gambar restorasi. 


4.      Browsing Audio Data

Sebuah metode browsing jaringan disediakan untuk browsing video atau audio data yang di tembak oleh sebuah IP. Jaringan video atau audio metode browsing sesuai mencangkup langkah-langkah dari:
Ø  Menjalankan sebuah program splikasi komputetr local untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
Ø  Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS (Dinamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
Ø  Mendapatkakn kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IO kamera dan control kamera IP melalui kamera IP pribadi, dan
Ø  Kopel ke layanan server melalui alamat server pribadi sehina untuk mendapatkan video atau audio dara yang ditembak oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video atau audio data yang ditembak oleh kamera IP melalui Internet.
Penemuan ini berkaitan dengan system dan metode untuk browsing video/ audio data, lebih khusus ke jaringan video atau audio system browsing dan metode yang akan diatur sebuah IP untuk browsing video atau audio.
Singkatnya, browsing audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang, ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.

5. Speech Recognition
Automatic Speech Recognition (ASR) adalah suatu pengembangan teknik dan system yang memungkinkan computer untuk menerima masukan berupa kata yang di ucap. Teknologi ini, memungkinkan suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dnegan cara digitalisasi kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan pola tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya mejadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara sekumpulan angka yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasika kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat ditampilkan dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagao sebuah komando untuk melakkan suatu pekerjaan, misalnya penekanan tombol pada telepon genggam yang dilalukan secara otomatis dengan komando suara.

Alat pengeal ucapan, atau yang sering disebut dengan speech recognition ini, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam computer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam memcocokkan kata yang diucapkan selajutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan ini sifatnya masih tergantung pada pengeras suara. Dan kekurangan lain dari alat ini, adalah alat ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja, serta hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sedikit dari peralatan ini yang sifatnya tidak tergatung pada pengeras suara dan dapat mengenal kata yang diucapkan banyak orang serta dapat mengenal kata-kata continue atau kata-kata yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang diucapkan).

Alat ini sudah ada sejak tahun 1940, dimana pada tahun tersebuut perussahaan American Telephone and Telegraph Company (AT&T) sudah mulai mengembankan suatu perangkat teknologi yang dapat mengidentifikasi kata yang diucapkan manusia. Lalu, sekitar tahun 1960-an para peneniliti dari perusahaan tersebut sudah berhasil membuat suatu perangkat yang dapat mengidentifikasi kata-kata terpisah dan pada tahun 1970-an, mereka sudah dapat membuat perangkat yang dapat megidentikikasi kata-kata continue. Alat ini menjadi fungsional sejak tahun 1980-an dan hingga sekarang masih akan terus dikembangkan dan ditingkatkan keefektifannya.




5.      Aplikasi-aplikasi alat pengenalan ucap dapat dilihat dari beberapa bidang, yaitu :

Bidang komunikasi

Dalam bidang komunikasi terdapat beberapa jenis alat pengenalan ucap, seperti :
1. Komando suara
Komando suara adalah suatu program pada computer yang melakukan perintahberdasarkan komando suara pengguna. Contohnya pada aplikasi Microsoft voice yang berbasis bahasa inggris. Ketika pengguna mengatakan “mulai kalkulator” dengan intonasi data tata bahasa yang sesuai. Maka, computer akan segera membuka aplikasi kalkulator.
Jika komando suara yang diberikan sesuai dengan daftar perintah yang tersedia. Aplikasi akan memastikan komando suara dengan menampilkan tulisan “apakah anda meminta saya untuk ‘memulai kalkulator’?”, untuk melakukan verifikasi. Pengguna cupuk mengatakan “lakukan” dan computer akan langsung beroperasi.

2. Pendiktean
Pendiktean adalah sebuah prosen mendikte yang sekarang ini banyak dimanfaaatkan dalam pembuatan laporan atau penelitian. Contohnya pada aplikasi Microsoft dictation yang merupakan aplikasi yang dapat menulikan apa yang diucapkan pengguna secara otomatis.

3.    Telepon

Pada telepon, teknologi pengenalan ucapaan yang digunakan pada proses penekanan tombol otomatis yang dapat menelpon nomor tujuan dengan komando suara.

Bidang kesehatan
Alat pengenal ucapan banyak digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu para penyandang cacat dalam beraktivitas. Contohnya ada pada aplikasi Antarmuka Suara Pengguna aatau Voice User Interface (VUI) yang menggunakan teknologi pengenalan ucapan dimana pengendalian saklar lampu. Misalnya, tidak peril dilakukan secara manual dengan menggerakkkan saklar tetatpi cukup mengeluarkan parintah dalam bentuk ucapan sebagai saklarnya. Metode ini membantu manusia yang secara fisik tidak dapat menggerakkan saklar karena cacat pada tangan. Penerapan VUI ini tidak hanya untuk lampu saja tetapi bisa juga untuk aplikasi-aplikasi control yang lain.

Bidang militer
Dalam bidang militer juga terdapat beberapa macam alat pengenalan ucap :

·         Pelatihan penerbangan adalah Aplikasi alat pengenal ucapan dalam bahasa militer adala pada pengaturan lalu-lintas udara atau yang dikenal dengan Air Traffic Controllers (ATC) yang dipakai oleh para pilot untuk mendapatkan keterangan mengenai keadaan lalu-lintas udara seperti radar, cuaca, dan navigasi. Alat pengenal ucapan digunakan sebagai pengganti operator yang memberikan informasi kepada pilot dengan cara berdialog.

·         Helicopter adalah Aplikasi alat pengenalan ucapan pada helicopter digunakan untuk berkomunikasi lewat radio dan menyesuaikan system navigasi. Alat ini, sangat diperlukan pada helicopter karena ketika sedang terbang, sangat banyak gangguan yang akan menyulitkan pilot bila harus berkomunikasi dan menyesuaikan navigasi dengan memencet tombol terlebih dahulu.

Kelebihan alat pengenal ucapan :
·         Cepat

Teknologi ini mempercepat transmisi informasi dan umoan balik dari transmisi tersebut. Contohnya pada komando suara. Hanya dalam selang waktu sekitar satu sampai dua detik setelah kita mengkomandokan peritah melallui suara komputeer sudah member umpan balik atas komando kita.

·         Mudah Digunakan

Kemudahan teknologi ini juga dapat dilihat dalam aplikasi komando suara. Komando biasanya kita memasukkan ke dalam computer dengan menggunakan tatikus atau papan ketik, kini dapat dengan mudah kita lakukan tanpa perangkat keras, yaitu dengan menggunakan komando suara.

Kekurangan alat pengenal ucapan :
1. Rawan terhadap gangguan
Hal ini disebabkan oleh proses sinyal suara yang masih berbasis frekuensi. Ketika sebuah informasi dalam sinyal suara mempunyai komponen frekuensi yang sama banyaknya dengan komponen frekuensi gangguannya, akan sulit untuk memisahkan gangguan dari sinyal suara tersebut.

2. Jumlah kata yang dapat dikenal terbatas
Hal ini disebabkan pengenalan ucapan berkerja dengan cara mencari kemiripan dengan basis data yang dimiliki.

3. Speech Syntesis
Speech synthesis atau pidato sintesis adalah produksi buatan manusia pidato. Sebuah ssistem computer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech synthezer, dan dapat diimplementasikan dalam perangkat lunak atau perangkat keras. Text-to-speech (TTS) system bahsa normal mengkonversi teks ke dalam pidato. System lain membuat representasi linguistic simbolis seperti transkripsi fonetik bicara.
Pidato buatan dapat dibuat dengan potongan-potongan concatenating pidato yang direkam disimpan dalam databace. Sestem berbeda dalam ukuran pidato yang tersimpan unit, sebuah system yang menyimpan telepon memberikan rentang output terbesar, tetapi kirang jelas.
Untuk keperluan khusus domain, yang menyimpan seluruh kata-kata atau kalimat memungkinkan output yang berkualitas tinggi. Atau, synthesizer dapat menggabungkan sebuah model dari system vocal dan karakteristik suara manusia lain untuk membuat yang benar-benar “sintetik” output suara. Kualitas synthesizer pidato dinilai oleh kesamaan dengan suara manusia dan kemapuannya untuk dipahami, semua dimengerti text-to-speech profram yang memungkinkan orang-orang dengan gangguan visual atau membaca untuk mendengarkan karya-karya tulis di computer rumah. 

A text-to-speech system (atau “mesin”) adalah terdiri dari dua bagian: front-end dan back-end. Front-end memiliki dua tugas utama. Pertama, mengubah teks mentah berisi simbol seperti angka dan singkatan menjadi setara dengan tertulis-kata-kata. Proses ini sering disebut normalisasi teks, pra-pengolahan, atau tokenization. Front-end kemudian menetapkan transkripsi fonetik untuk setiap kata, dan membagi dan menandai teks ke prosodic unit seperti frase dan kalimat. Proses transkripsi fonetik untuk menetapkan kata-kata ini disebut teks-ke-fonem atau grafem-ke-fonem konversi. Fonetis transkripsi dan informasi ilmu persajakan bersama-sama membentuk representasi simbolik yang linguistik output dengan front-end. Back-end-sering disebut sebagai synthesizer-maka mengubah representasi linguistic simbolik menjadi suara. Synthesizer teknologi

Kualitas yang paling penting dari sebuah sistem sintesis pidato kewajaran dan dimengerti. Kewajaran menggambarkan seberapa dekat output terdengar seperti ucapan manusia, sementara dimengerti adalah kemudahan yang keluaran dipahami. Pidato synthesizer yang ideal adalah alami dan dipahami. Pidato sistem sintesis biasanya mencoba untuk memaksimalkan dua karakteristik
Contoh : Fasilitas Text to Speech pada sistem operasi Microsoft Windows

4.      Video Conference
Layanan video conference merupakan layanan komunikasi yang melibatkan video dan audio secara real time. Teknologi yang digunakan untuk layanan video conference komersial pada awalnya dikembangkan di atas platform ISDN (Integrated Switch Digital Network) dengan standar H.320. Secara fungsional, elemen pendukung layanan video conference terdiri dari:
Ø  Terminal video conference atau endpoint video conference, adalah perangkat yang berada di sisi pengguna video conference.
Ø  MCU (Multipoint Conference Unit), adalah semacam server yang berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak pengguna dan banyak sesi konferensi.
Ø  Gateway dan gatekeeper adalah media yang melakukan proses adaptasi komunikasi video conference berbasis ISDN ke IP dan sebaliknya.
Jenis Video ConferenceJenis video conference berdasarkan hubungan diantara pemakainya dapat dibagi menjadi tiga bagian [teknologi layanan dan fitur di interface telematika (http://hotaruu.wordpress.com/2009/11/24)] :

1.      Real Time Colaboration Multiparty Conferencing, merupakan sarana hubungan konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.

2.      Active Participation Users, hubungan yang terjadi diantara pemakai dengan jaringan komputer atau basis data, merupakan konferensi yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.


3.      Passive Participation Users, keikutsertaan pemakai bersifat pasif dan memerlukan hubungan yang seketika dan interaktif. Sistem Terminal Video Conference.

Jenis video conference menurut system terminalnya dibagi menjadi 2 bagian :

1.      Special video conference terminal, merupakan suatu terminal khusus sebagai hasil integrasi produk-produk modular video conference. Bagian ini pengembangan dari traditional video conference yang ditambahkan dengan perangkat seperti komputer dan faks.
2.      PC-based video conference terminal, seperangkat komputer yang dapat ditingkatkan kemampuannya dengan menambahkan video codec, kamera, mikrofon, perangkat lunak dan sistem lainnya.

Pemakaian Lebar Pita Frekuensi Video conference Pelayanan video conference berdasarkan pemakaian lebar pita frekuensi dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1.      Shared Bandwidth, pemakaian lebar pita secara bersama-sama dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti LAN.
2.      Dedicated Bandwidth, pemakaian lebar pita frekuensi secara khusus atau tersendiri, dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti saluran terdedikasi atau penyambung LAN.
3.      Allocated Bandwdth, pengalokasian lebar pita frekuensi dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti pada system isochronus misalnya FDDI II, IEEE 802.9, Isochronus Ethernet (isoENET), 100mbps Ethernet dengan protocol prioritas permintaan dan Cell Reley serta ATM.

Tujuan sebuah user interface adalah mengkomunikasikan fitur-fitur sistem yang tersedia agar user mengerti dan dapat menggunakan sistem tersebut. Dalam hal ini penggunaan bahasa amat efektif untuk membantu pengertian, karena bahasa merupakan alat tertua barangkali kedua tertua setelah gesture yang dipakai orang untuk berkomunikasi sehari-harinya. Praktis semua pengguna komputer dan Internet kecuali mungkin anak kecil yang memakai komputer untuk belajar membaca dapat mengerti tulisan. Meski pada umumnya panduan user interface menyarankan agar ikon tidak diberi tulisan supaya tetap mandiri dari bahasa, namun elemen user interface lain seperti teks pada tombol, caption window, atau teks-teks singkat di sebelah kotak input dan tombol pilihan semua menggunakan bahasa. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal.



2.4  Pengertian Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, dimana bahan baku diubah menjadi barang jadidalam skala yang besar. Manufaktur ada dalam segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah fabrikasi dibandingkan manufaktur. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.

3.      PEMBAHASAN

3.1  Pemanfaatan Telematika dibidang Manufaktur

I.       Program Pembentukan Kebijakan, Kelembagaan, Dan Regulasi Telematika Serta Koodinasi Antar Instansi Terkait
1.      Pembentukan BRTI dan KPI.

a. MASTEL memperjuangkan pembentukan Badan Regulasi Independen di bidang Telekomunikasi yang pada akhirnya telah terbentuk pada Desember 2003.

b. MASTEL juga aktif dalam usulan pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia dimana salah satu anggota KPI adalah usulan MASTEL.
2.      Masukan atas RUU.
a. RUU Informasi dan Transaksi Elektronik
b. RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik
c. RUU Pajak
3.      MASTEL juga memberikan masukan pemikiran atas naskah Rancangan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronis dalam rapat-rapat interdep yang dikoordinasi oleh Kementerian Negara (waktu itu) Komunikasi dan Informasi.
4.      Masukan untuk DPR.
Saat diundang untuk sesi dengar pendapat, MASTEL memberikan pula masukan kepada Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang bertanggungjawab dalam pembahasan Rancangan Undang-undang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Pada kesempatan lainya, MASTEL juga memberikan masukan dan pendapatnya mengenai implementasi suatu badan regulasi independen saat dipanggil oleh Komisi IV DPR-RI sehubungan dengan pembentukan BRTI.

5.      Selain itu MASTEL juga berkiprah dalam membantu operator dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh mereka dalam kaitannya dengan implementasi Otonomi Daerah yang dilaksanakan oleh masing-masing Pemerintah Daerah, salah satunya dengan menjadi nara sumber dalam diskusi antara Menkominfo dan Kementrian Dalam Negeri.
6.      Dengan upaya lobby yang persisten dan konsisten untuk mewujudkan penanganan bidang telematika dalam satu kementrian, MASTEL dan para stakeholders dan asosiasi-asosiasi telah berhasil melobi pemerintah sehingga penanganan telematika di Indonesia saat ini telah menjadi satu, yaitu di bawah Menkominfo.
7.      Memberikan masukan tentang isu-isu strategis bidang telematika kepada DPR, Pemerintah, BRTI dan KPI dalam beberapa topik yang relevan, termasuk untuk RUU, RPP, RPM, dan lain-lain.
8.      Menyadari bahwa perkembangan teknologi begitu cepat dan kadang penetapan kebijakan menjadi tertinggal, maka MASTEL mulai akhir tahun 2003 membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Kecil Penyusun Cetak Biru Telematika. Hasil dari Pokja akan diserahkan kepada para pihak yang berkepentingan, dengan harapan dapat menjadi masukan yang berarti bagi penyusunan Cetak Biru Telematika di Indonesia.
9.      Masukan terhadap Peraturan Pemerintah MASTEL telah memberikan masukan terhadap berbagai macam rancangan peraturan-peraturan di bidang telematika seperti:

a. RKM 2,4 GHz.

b. KM No. 31 tahun 2003 dan (Rancangan) Keputusan Menteri No. 67 tahun 2003 tentang Hubungan Kerja BRTI, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dan Departemen Perhubungan.

c. KM 84/2002 tentang SKTT.

d. Rancangan regulasi tentang migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital.
10.  Penetapan Biaya Frekuensi
MASTEL dibantu oleh Lembaga Donor dan komitmen dari Anggota MASTEL yang tertarik untuk itu, berhasil mendatangkan konsultan di bidang alokasi frekuensi untuk menghasilkan temuan yang kemudian dikirimkan sebagai masukan kepada Pemerintah dan Regulator serta pihak pengambil keputusan lain
11.  Kesepakatan Penentuan Biaya Interkoneksi

a. Dalam interkoneksi, ada beberapa perubahan mendasar, yaitu dasar perhitungan yang dulu Revenue Sharing sekarang berubah menjadi cost based.

b. MASTEL cukup terlibat dalam pembahasan mengenai isu interkoneksi, terutama MASTEL sering berperan sebagai peninjau dan ice breaker apabila pembahasan menemukan jalan buntu.

c. Saat ini RKM Interkoneksi sudah disosialisikan, namun MASTEL masih perlu memberikan pendapat agar RKM tersebut dapat menampung aspirasi para Anggota MASTEL selama ini.
12.  Kegiatan ICT Integrity
Pelaksanaan Kelompok Kerja (Pokja) ICT-Integrity untuk pencegahan korupsi dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Kerja MASTEL tahun 2005. ICT Integrity adalah konsep-konsep pemanfaatan telematika untuk pengaplikasian good-governance (misalnya melalui e-government, e-procurement, dan lain-lain). Masukan-masukan tersebut sudah mencakup dari kalangan industri telematika yang cakupannya cukup luas. Dalam hal ini, MASTEL telah menghasilkan rekomendasi bahwa Pokja menghasilkan suatu modul yang bisa menjadi acuan pelaksanaan/implementasi konsep ICT Integrity.
13.  Pokja Penyiaran menghasilkan rekomendasi atas migrasi dalam penyiaran sistem analog ke digital serta implikasinya bagi kebijakan. Bidang penyiaran tidak hanya terkait dengan masalah teknologi melainkan juga hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sosial, kebudayaan, pendidikan, pemberdayaan, dan keragaman muatan yang menunjang Indonesia sebagai suatu bangsa yang kuat.
Adapun Lokakarya/workshop yang dilaksanakan pada 1 Maret 2006 lalu adalah untuk mendapatkan masukan dari para ahli di bidang sosial, kebudayaan, pendidikan dan lingkungan hidup selain juga mensosialisasi hasil-hasil Pokja MASTEL secara lebih luas kepada para stakeholders.
14.  Izin yang diberikan oleh Kementerian Kominfo kepada  Indosat ini antara lain merupakan hasil yang sangat positif dari seminar yang dilaksanakan oleh Mastel pada tanggal 08 Mei 2012  yang lalu di Hotel Borobudur  Jakarta dengan topik " Teknologi Netral Dalam Bisnis Telekomunikasi Selular  di Indonesia ".
Di dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Mastel kepada Kominfo sebagai kesimpulan dari seminar tersebut,  antara lain disampaikan agar pemerintah memberikan keleluasan bagi para operator telekomnunikasi untuk mempergunakan/menentukan  teknologi yang mereka pilih dengan memanfaatkan spektrum frekuensi yang mereka miliki, sepanjang dapat memberikan peningkatan dan perbaikan layanan, dengan delivery time yang  cepat dan tidak bertentangan dengan regulasi yang ada dan memberikan dampak efisiensi dalam pemanfaatan spektrum.


II.    Program Penggerak Pasar Dan Peluang Usaha Sektor Telematika Yang Mengarah Kepada Kompetisi pasar global.
1.             Untuk program penggerak pasar dan peluang pasar telematika yang diamanatkan oleh anggota MASTEL pada Musyawarah Nasional ke IV MASTEL, MASTEL telah memberikan masukan tentang program USO saat MASTEL ikut dalam rapat menentukan besaran kontribusi USO dari para operator kepada Pemerintah.
2.             Pada tahun 2003 Badan Pengkajian Hukum Nasional (BPHN) telah meminta masukan dari MASTEL untuk melengkapi pengkajian yang dilakukan oleh lembaga tersebut tentang masalah WTO (World Trade Organization). MASTEL juga melakukan sosialisasi kepada para Anggota MASTEL tentang isyu-isyu yang hangat dalam forum WTO, agar memungkinkan anggota MASTEL mengantisipasi liberalisasi pasar telematika baik di dalam negeri ataupun luar negeri dan mengambil manfaat lainnya dari sosialisasi ini sehingga memiliki kemampuan persaingan yang lebih tajam dalam bidang usahanya.
3.             MASTEL menjalin hubungan baik dengan berbagai stakeholders dan menjembatani para pihak, baik dari industri maupun Pemerintahan. Salah satunya adalah melalui penyelenggaraan breakfast meeting yang mengundang para pengambil keputusan di bidang telematika dalam rangka memberikan informasi yang terkini kepada anggota MASTEL.
4.             MASTEL juga telah menjalin kerjasama dengan asosiasi dari luar negeri, salah satunya adalah Daedok Valley Association, yang merupakan asosiasi pengusaha dari Korea. Tujuan kerjasama tersebut adalah untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan teknologi informasi, dan meningkatkan komunikasi dalam pembentukan jejaring (network) Korea dan Indonesia.

III. Program Peningkatan Sumberdaya Manusia Dan Daya Saing Industri Telematika Indonesia, Termasuk Penelitian Dan Pengembangan, Rekayasa, Pabrikasi Dan Layanan.
1.      Sejak tahun 2003, MASTEL diminta oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk memberikan masukan dalam pembentukan standar kompetensi telekomunikasi untuk tingkat SMK-D3.
2.      Secara berkala sejak tahun 2001, MASTEL melakukan diseminasi informasi pelaksanaan pelatihan regulasi, dan teknis di bidang telekomunikasi kepada para Anggota MASTEL untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh ACA (Australian Communications Authority) di Australia.
3.      MASTEL bekerjasama dengan lembaga profesi PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dalam menyelenggarakan seminar tentang Technopreneurship di bidang Kelistrikan.
4.      MASTEL bekerjasama dengan Fraunhofer Representative of Indonesia mengadakan seminar Open Service Access/Parlay. Seminar tersebut menitikberatkan kepada 3G Service Delivery Platforms dan PARLAY Business Networking. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2004.
5.      Pada tahun 2003, MASTEL bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi melaksanakan APECTEL Interconnection Regional Training yang diselenggarakan di Jakarta dan dihadiri oleh peserta dari beberapa negara di Asia Tenggara. Pelatihan ini sangat berguna terutama bagi para operator telekomunikasi yang menghadapi permasalahan di bidang interkoneksi yang berlarut-larut.
6.      MASTEL, dengan bekerjasama dengan LIRNEAsia, suatu badan penelitian internasional di bidang telekomunikasi, telah menjadi tuan rumah dalam pertemuan para pengambil keputusan di bidang ini pada tanggal 1-3 Oktober 2005 yang lalu. Para pesertanya berasal dari negara-negara Asia seperti India, Pakistan, Singapura, Taiwan, juga dari benua lain seperti Eropa, Afrika, dan Australia. Pada kesempatan ini MASTEL mendapatkan temuan hasil penelitian bahwa biaya leased-line untuk keperluan internet di Indonesia sangat mahal bila dibandingkan dengan negara-negara maju dan berkembang lainnya. Temuan ini sudah disampaikan kepada regulator telekomunikasi untuk ditindaklanjuti dengan pengaturan yang sesuai.


IV. Program Penguatan Dan Peningkatan Organisasi MASTEL.
1.      MASTEL secara terus menerus melakukan kegiatan untuk menjadikan MASTEL sebagai organisasi yang disegani dan dan mandiri secara finansial antara lain dengan melakukan kegiatan kegiatan dan melibatkan pengurus dan anggota MASTEL, misalnya dengan memberikan masukan berharga tentang berbagai isu strategis telematika kepada DPR-RI, sosialisasi topik yang berkaitan dengan perkembangan teknologi di berbagai seminar yang diselenggarakan sendiri maupun saat diminta sebagai narasumber, serta memenuhi berbagai undangan di kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Hal ini dibuktikan dengan diundangnya MASTEL untuk memberikan masukan masukan:

Ø  Kepada anggota DPR, tentang berbagai topic
Ø  Sebagai narasumber untuk tim pengarah dalam seleksi penyelenggara SKTT
Ø  Menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan seminar, misalnya dalam seminar internasional mengenai E-Government, APECTEL, APT, maupun seminar seminar didalam negeri seperti seminar Telecenter For The Poor, etc. 
Ø  MASTEL menjadi nara sumber, dalam pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyiaran (2004), juga Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah di bidang kegiatan telematika, antara Kominfo, Depdagri dengan wakil daerah (diskusi).
Ø  Saat mengikuti briefing oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, dikatakan bahwa TKTI akan langsung ditangani Presiden. Sebetulnya MASTEL telah lama mengajukan usulan agar TKTI di bawah badan yang lebih berpengaruh. Persoalannya: sampai dengan sekarang belum ada perwujudannya.
Ø  MASTEL diikutsertakan dalam Tim Audit Frekuensi, yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, diwakili oleh Bp. Suwarso dan Bp. Arnold Ph. Djiwatampu.
Ø  MASTEL diwakili oleh Bp. Damsiruddin Siregar ikut-serta dalam Tim Audit 3G.
Ø  MASTEL memberikan masukan dan menjadi pembicara tentang BIM MASTEL dalam seminar “ICT for the Poor“ dalam proyek UNDP-Bappenas pada bulan Nopember 2005. MASTEL diwakili oleh Bp. Sumitro Roestam dan Sekretaris Jenderal MASTEL dan Project Manager BIM.
2.      Diskusi tentang perubahan peran MASTEL
Pada saat ini dirasakan bahwa diperlukan adanya perubahan peran MASTEL, terutama untuk meningkatkan organisasi MASTEL. Diskusi terjadi pada rapat-rapat persiapan Musyawarah Nasional V MASTEL. Beberapa masukan telah tercatat seperti dibawah ini:

·         Peran MASTEL dalam digital divide dan Milennium Development Goals, Sasaran-sasaran menurut “kesepakatan global” ialah pada tahun 2015 – Millenium Development Goals (MDG) (50% penduduk memiliki akses terhadap ICT) .Diskusi tentang peran MASTEL dalam menghantarkan ICT untuk Benefit civil society dan digital divide. Disini yang mencuat terutama peran Warnet, CAP atau Telecenter di pedesaan. 
·         Peran sebagai fasilitator dimana MASTEL sebagai “wasit” apabila ada anggota MASTEL yang berseberangan dalam posisinya. Diharapkan MASTEL berperan sebagai alternative dispute resolution institution berdasarkan prinsip win-win solution.
·         Peran MASTEL sebagai collaborative body
·         Peran MASTEL sebagai MASTEL agar berperan dalam menyatukan segala pendapat Masyarakat dan menjadi ikut aktif sehingga membuat teknologi informasi bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia (making IT works for Indonesia )
·         Peran MASTEL sebagai sounding board

·         Bersama dengan asosiasi, menggunakan ICT untuk memberikan manfaat bersama

·         Sebagai capacity builder dalam meningkatkan mutu SDM Indonesia, contoh berperan dalam pendirian LSPT (Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika) dimana Ketua Umum MASTEL telah tercatat sebagai pihak pendiri.
3.      Penguatan Kapasitas Sekretariat MASTEL
Seluruh program program kerja MASTEL di atas tidak akan berjalan dengan baik tanpa keterlibatan dan dukungan dari Sekretariat MASTEL yang profesional, sehingga Ketua Umum dan anggota Pengurus akan selalu mendapatkan dukungan penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

                                          
3.2  Manfaat telematika bagi masyarakat antara lain; dunia pendidikan, asosiasi, para pengamat, industri itu sendiri [Jurnal, “Kejahatan Telematika Sebagai Kejahatan Transnasional” Oleh : Intan Innayatun Soeparna].
1.      Manfaat internet dalam e Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
2.      Manfaat internet dalam e Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
3.      Dalam bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas.
4.      Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce (e-commerce).
5.      Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya.
6.      Sebagai core bisnis industry, perdagangan, efisensi dan peningkatan daya saing perusahaan

3.3  Kerugian Telematika: 

1.      Tindakan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan yang disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi. 
2.      Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.Kejahatan Telematika sebagai Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
3.      Kejahatan telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet retailer.
4.      Kejahatan telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio Cesar Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan mengganti (cracking) data sistem yang ada di Fakultas Arts and Science Universitas Harvard.
5.      Kejahatan telematika merugikan Negara, misalnya: Serangan yang paling merugikan adalah pengrusakan yang dilakukan olehhacker asing pada situs Kementrian keuangan Romania pada tahun 1999, sehingga merugikan pemerintah Romania milyaran dollar. Serangan ini dilakukan dengan mengganti besaran kurs mata uang Romania sehingga banyak pembayar pajak online yang terkecoh dengan data yang telah diganti tersebut.5 Hanya sayangnya, kejahatan ini tidak berlanjut ke pengadilan karena tidak adanya hukum yang mengatur kejahatan telematika yang bersifat transnasional. 



4.      KESIMPULAN :

Tujuh macam fitur pada antarmuka telematika, keenam fitur tersebut adalah head up display system, tangible user interface, computer vision, browsing audio data, speech recognition, dan speech syntetis,video conference dan semua dar kesuluruhan interface memiliki kekurangan maupun kelebihan.dan seluruh fitur pada interface telematika sangat membantu sekali untuk seluruh bidang , baik dibidang e-goverment ,e-bussiness,kesehatan,militer dan komunikasi


5.      Daftar Pustaka


http://www.mastel.or.id/index.php?q=sekilas-aktivitas-mastel