ABSTRAKSI
Perkembangan
telematika yang semakin canggih membuat mudah dalam pencarian informasi yang
dibutuhkan. Komunikasi jarak jauh yang dapat mentrasmisikan sejumlah besar
informasi dalam sekejap dan dapat menjangkau seluruh dunia, seakan-akan dunia
berada dalam genggaman tangan.
Pada penulisan tugas ini yang berjudul teknologi
telematika dan penerapan dibidang manufaktur, akan berfokus untuk membahas teknologi
telematika yaitu fitur interface pada telematika, kerugian pada telematika, manfaat
telematika dan penerapan dibidang apa saja terutama bidang manufaktur yang memanfaatkan
telematika. Semoga penulisan yang sederhana ini dapat memberi maamfaat untuk
pembaca dan mampu menjelaskan apa saja yang fitur yang berada pada telematika
secara singkat , padat dan jelas . Penerapan fitur interface pada telematika di
bidangnya. Penulisan ini berusaha menjelaskan seluruh fitur pada interface telematika
dan kegunaanya.
Kata
kunci : Fitur, Telematika, Manfaat Telematika di segala bidang terutama
Manufaktur
1. PENDAHULUAN
Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah
pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada
tahun 1978. Teknologi
telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan
informatika. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan
kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah
besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan,
sampai seluruh dunia. Pada saat ini informasi sudah banyak berkembang
sedemikian rupa, hanya saja harus adanya dukungan teknologi. Teknologi
telematikalah yang telah berkembang sehingga mampu menyampaikan suatu
informasi.
Ketika Amerika Serikat meluncurkan
ARPAnet pada 1983, penggunaan teknologi telematika di Indonesia masih terbatas.
Mailinglist yang dikenal tertua di Indonesia dibuat pada tahun 1983 oleh Johny
Moningka dan Jos Lukuhay. Hingga tahun 1990-an, masyarakat Indonesia telah
banyak yang mengenal dan menggunakan teknologi telematika. Kemajuan tersebut
dapat dilihat dari jumlah radio amatir yang menjangku hingga ke luar negeri dan
terus perkembangannya, teknologi telematika saat ini dapat diaplikasikan dalam
banyak hal seperti:
·
Menghubungkan
pengajar dengan muridnya
Kegiatan
seperti memberikan materi belajar, melakukan ujian, mengirim tugas, mengecek
nilai dapat dilakukan secara elektronik.
Selanjutnya, teknologi mobile phone
begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan
masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya
antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televisi, dan
teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala
tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu,
internet dapat diakses dengan mudah dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo
mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami
pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA
yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat
kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat
signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai
jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun
2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Telematika
Pada kesempatan ini kami ingin berbagi
Pengetahuan tentang telematika. kata
“TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil
pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang
sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya
sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Para praktisi mengatakan bahwa
Telematics merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and
INFORMATICS ” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication.
Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari
perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering
disebut dengan ICT (Information and Communications Technology). Untuk mengerti makna
TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari
Tele=”Telekomunikasi”, ma= ”Multimedia” dan tika=”Informatika” kita perlu perhatikan
perbedaan antara BIDANG ILMU.
“TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan dengan dunia internet di Indonesia. Dari hasil
pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang
sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya
sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Para praktisi mengatakan bahwa
Telematics merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and
INFORMATICS ” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication.
Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari
perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering
disebut dengan ICT (Information and Communications Technology). Untuk mengerti makna
TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari
Tele=”Telekomunikasi”, ma= ”Multimedia” dan tika=”Informatika” kita perlu perhatikan
perbedaan antara BIDANG ILMU.
Dalam perkembangannya istilah Media
dalam TELEMATIKA berkembang menjadi
wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah
Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah
informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA
dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar
istilah Teknologi Informasi (TI) , Telematika , Multimedia, maupun Information and
Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai
definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Jika membaca dari tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini
kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah
“Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. (Sumber : http://www.dgk.or.id)
wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah
Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah
informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA
dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar
istilah Teknologi Informasi (TI) , Telematika , Multimedia, maupun Information and
Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai
definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Jika membaca dari tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini
kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah
“Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. (Sumber : http://www.dgk.or.id)
2.2 Sejarah Telematika
Telematika berasal dari bahasa Perancis
“telematique” yang berarti telekomunikasi dan data. Istilah telematika pertama
kali digunakan pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan
Alain Minc dalam buku L'informatisation. Pengertian telekomunikasi adalah tehnik mengirim
Pesan dari suatu tempat ke tempat lain dan biasanya berlangsung secara 2 arah.
'Telekomunikasi' mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk Radio , fax,
televisi , telepon , dan komunikasi data jaringan komputer. Pengertian informatika adalah
mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapsa sistem yang di pakai untuk
mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesaan data serta
menampilkan dalam bentuk informasi. Pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada
industri yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi.Yang
termasuk telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang
didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan
salah satu contoh telematika.
Alain Minc dalam buku L'informatisation. Pengertian telekomunikasi adalah tehnik mengirim
Pesan dari suatu tempat ke tempat lain dan biasanya berlangsung secara 2 arah.
'Telekomunikasi' mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk Radio , fax,
televisi , telepon , dan komunikasi data jaringan komputer. Pengertian informatika adalah
mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapsa sistem yang di pakai untuk
mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesaan data serta
menampilkan dalam bentuk informasi. Pengertian Telematika sendiri lebih mengacu kepada
industri yang berhubungan dengan penggunaan komputer dalam sistem telekomunikasi.Yang
termasuk telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang
didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan
salah satu contoh telematika.
Menurut Wikipedia, istilah telematika
ini sering dipakai untuk beberapa macam
bidang, sebagai contoh adalah: Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang
dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and
Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan
dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan
telekomunikasi. Secara umum , istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral
dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
bidang, sebagai contoh adalah: Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang
dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and
Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan
dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan
telekomunikasi. Secara umum , istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral
dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
Secara lebih spesifik, istilah
telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics ) Di
Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai
berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal
Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL)
adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia. Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen
APTEL) meliputi:
berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal
Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL)
adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia. Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen
APTEL) meliputi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika
serta standardisasi dan audit aplikasi
telematika;
telematika;
2.
Pelaksanaan
kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan
konten , pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
konten , pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
3. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan
internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten,
pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
4. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang e-
government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
5.
Pembangunan,
pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem
informasi pemerintahan pusat dan daerah;
6. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
7.
Pelaksanaan
administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
2.3 Fitur Telematika
Menurut Kerangka Kebijakan Pengembangan
dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi
telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan
Informatika [Inpres No.6 Th. 2001,24 April 2001, h. 2]. Senada dengan pendapat
pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi,
ma = multimedia, dan tika = informatika [Asal Mula Kata Telematika, h.1, 2006].
Mengacu kepada penggunaan dikalangan masyarakat telematika Indonesia (MASTEL), istilah telematika berarti perpaduan atau pembauran (konvergensi) antara teknologi informasi (teknologi komputer), teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia [Ib id., h. 235]. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia, bahkan ke seluruh angkasa, serta terlaksana dalam sekejap. Kecepatan transmisi elektromagnetik adalah (hampir) 300.000 km/detik, sehingga langsung dikirim begitu sampai, memungkinkan orang berdialog langsung, atau komunikasi interaktif [Wawan Wardiana, Op.Cit., h. 234].
Mengacu kepada penggunaan dikalangan masyarakat telematika Indonesia (MASTEL), istilah telematika berarti perpaduan atau pembauran (konvergensi) antara teknologi informasi (teknologi komputer), teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia [Ib id., h. 235]. Dalam perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia, bahkan ke seluruh angkasa, serta terlaksana dalam sekejap. Kecepatan transmisi elektromagnetik adalah (hampir) 300.000 km/detik, sehingga langsung dikirim begitu sampai, memungkinkan orang berdialog langsung, atau komunikasi interaktif [Wawan Wardiana, Op.Cit., h. 234].
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut [Wawan
Wardiana, Ibid., h.239-240].
1.
Telematika
adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik.
2.
Kemampuannya
adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan
seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon).
Dari penjelasan interface dan telematika
diatas, maka dapat saya simpulkan Interface telematika adalah merupakan sebuah
teknologi informasi yang berbasiskan pada interface yang memungkinkan pengguna
berinteraksi secara langsung.
Terdapat 7 macam fitur pada antarmuka telematika, keenam fitur tersebut adalah head up display system, tangible user interface, computer vision, browsing audio data, speech recognition, dan speech syntetis,video conference [fitur-fitur pada telematika (http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com]
Terdapat 7 macam fitur pada antarmuka telematika, keenam fitur tersebut adalah head up display system, tangible user interface, computer vision, browsing audio data, speech recognition, dan speech syntetis,video conference [fitur-fitur pada telematika (http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com]
1.
Head
Up Display System
Head Up Display System adalah tampilan transparan yang menyajikan data tanpa mengharuskan penggna melihat dari sudut pandang yang biasa mereka lihat. Asal usul nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala terangkat (head up) dan melihat kea rah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrument.
Meskipun pada awalnya dikembangkan untuk penerbangan militer, HUDs sekarang digunakan dalam handphone, kendaraan bermotor, dan aplikasi lainnya.
Ada 2 tipe Head Up Display System, yaitu Fixed HUD dan HMD.
Ø Fixed HUD mengharuskan penggunaannya melihat
tampilan melalui media yang dipasangkan ke chassis/bodi mesin. Tampilan yang
ditampilkan tergantung dari orientasi mesin yang bersangkutan misalkan pesawat
tempur. System ini digynakan di kebanyakan pesawat tempur.
Ø HMD lebih fleksible karena system ini menampilkan
tampilan sesuai dengan gerakan kepala pengguna.
Contoh HUDS, seperti General Motors
yang memulai mengembangkan Head Up Display Berteknologi Laser. Dengan inovasi
ini, pengemudi tak akan lagi menemukan kendala penglihatan pada kondisi gelap,
hujan bahkan kabut sekalipun.
Inovasi yang menurut GM tak akan lama lagi di produksi ini, memiliki dampak besar pada keselamatan karena mapu memandu pengemudi saat berada di jalan bahkan dalam kondisi hamper mustahil untuk melihat dengan mata telanjang.
Inovasi yang menurut GM tak akan lama lagi di produksi ini, memiliki dampak besar pada keselamatan karena mapu memandu pengemudi saat berada di jalan bahkan dalam kondisi hamper mustahil untuk melihat dengan mata telanjang.
Hal ini, dimungkinkan berkat
penggunnaan sensor dan kamera yang mengumpulkan informasi untuk diproyeksikan
ke kaca depan menggunakan laser ultra violet kecil.
Teknologi ini merupakan bagian dari kerjasama antara departemen pengembangan (R&D) GM dengan tim di University of California dan Carnegie Mellon University.
Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut, pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
Teknologi ini merupakan bagian dari kerjasama antara departemen pengembangan (R&D) GM dengan tim di University of California dan Carnegie Mellon University.
Cara kerjanya, saat mengemudi dalam kabut, pengemudi bisa memanfaatkan kamera infra merah pada kendaraan untuk mengetahui dimana keberadaan tepi jalan dan laser dapat “melukiskan” tepi jalan tersebut pada kaca depan sehingga pengemudi bisa mengetahuinya.
2.
Tangible
User Interface
Tangible User Interface, biasa disingkat
dengan TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan
informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User
Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi
Ishii, seorang professor di laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media
Group. Pandangan Istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu
memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat
dimanipulasi dan diamati secara lengkap.
The Reactable adalah multi-user
instrument music elektronik dengan antarmuka pengguna meja nyata. Beberapa
pemain simultan berbagi kendali penuh atas instrument dengan memindahkan
benda-benda fisik di atas permukaan meja bercahaya. Bergerak dan berkaitan
dengan benda-benda ini, mewakili komponen modular synthesizer klasik,
memungkinkan pengguna unuk membuat kompleks dan dinamis sonic topoligi, dengan
generator, filter dan modulator, dalam nyata semacam modular synthesiezer atau
aliran graspable bahasa pemograman yang dikuasai.
Contohnya
adalah sistem Topobo. Dimana balok-balok dalam LEGO Topobo seperti blok yang
dapat bertak bersama, tetapi juga dapat bergerak sendiri menggunakan komponen
bermotor. Seseorang bisa mendorong, menarik, dan memutar blok tersebut, dan
blok dapat menghapal gerakan-gerakan ini.
3.
Computer
Vision
Computer Vision sering didefinisikan
sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana computer
dapat mengenali objek yang diamati atau diobservasi. Arti dari computer vision
adalah merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat, dimana
mesin mampu mengekstrak informasi dari gambar yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas teretntu. Sebagai suatu ilmu, visi computer berkaitan
dengantori dibalik system buatan bahwa ekstrak informasi dari gambar. Data
gambar dapat mengambil banyak bentuk, seperti urutan video, pandangan dari
beberapa kamera, atau data multi-dimensi dari scanner medis. Sebagai disiplin
teknologi, computer vision berusaha untuk menerapkan teori dan model untuk
pembangunan system.
Computer Vision ini juga merupa
penggabungan antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Pengolahan citra
(image Processing) berlangsung proses tranformasi citra atau gambar, proses ini
bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik. Dan pada pengenalan
pola (pattern recognition) berlangsung proses identifikasi objek pada citra
atau innterpretasi citra, dimana proses ini bertujuan unt mengekstrak informasi
atau pesan yang disampaikan oleh gambar atau citra.
Bersama Intelijensia Semu (Artificial
Intelligence) akan mampu menghasilkan system intelijen visual ( Visual
Intelligence System).
Contoh aplikasi visi computer mencangkup system untuk :
Contoh aplikasi visi computer mencangkup system untuk :
§ Pengendalian prosen (misalnya, sebuah robot industry
atau kendaraan otonom).
§ Mendeteksi peristiwa (misalnya, untuk pengawasan
visual atau orang menghitung).
§ Mengorganisir informasi (misalnya, untuk
pengindeksan database foto dan gambar urutan).
§ Modeling benda atau lingkungan (misalnya, industry
inspeksi, analisis gambar medis atau topografis model).
§ Interkasi (misalnya, sebagai input ke perangkat
untuk interaksi manusia computer).
§ Visi computer juga dapat digambarkan sebagai
pelengkap (tapi tidak harus lawan) penglihatan biologis. Biologis visi,
presepsi visual manusia adan berbagai system ini beroperasi dalam hal
prose-prosen fisiologis.
§ Sub domain visi computer meliputi adegan
rekonstruksi, acara deteksi, pelacakan video, pengenalan objek, belajar,
pengindeksian, gerak estimasi, dan gambar restorasi.
4. Browsing Audio Data
Sebuah
metode browsing jaringan disediakan untuk browsing video atau audio data yang
di tembak oleh sebuah IP. Jaringan video atau audio metode browsing sesuai
mencangkup langkah-langkah dari:
Ø Menjalankan sebuah program splikasi komputetr local
untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
Ø Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke
DDNS (Dinamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
Ø Mendapatkakn kamera IP pribadi alamat dan alamat
server pribadi sehingga pasangan IO kamera dan control kamera IP melalui kamera
IP pribadi, dan
Ø Kopel ke layanan server melalui alamat server
pribadi sehina untuk mendapatkan video atau audio dara yang ditembak oleh
kamera IP, dimana server layanan menangkap video atau audio data yang ditembak
oleh kamera IP melalui Internet.
Penemuan ini berkaitan dengan system dan metode untuk browsing video/ audio data, lebih khusus ke jaringan video atau audio system browsing dan metode yang akan diatur sebuah IP untuk browsing video atau audio.
Singkatnya, browsing audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang, ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.
Penemuan ini berkaitan dengan system dan metode untuk browsing video/ audio data, lebih khusus ke jaringan video atau audio system browsing dan metode yang akan diatur sebuah IP untuk browsing video atau audio.
Singkatnya, browsing audio data ini adalah suatu fasilitas yang dapat mengidentifikasi suatu file audio. Misalnya, dengan mengetahui elemen-elemen yang tidak ada pada file audio tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui siapa penyanyi, siapa pengarang, ataupun siapa pencipta dari file audio tersebut.
5. Speech Recognition
Automatic Speech Recognition (ASR)
adalah suatu pengembangan teknik dan system yang memungkinkan computer untuk
menerima masukan berupa kata yang di ucap. Teknologi ini, memungkinkan suatu perangkat
untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dnegan cara digitalisasi
kata dan mencocokkan sinyal digital tersebut dengan pola tertentu yang
tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata yang diucapkan diubah bentuknya
mejadi sinyal digital dengan cara mengubah gelombang suara sekumpulan angka
yang kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk mengidentifikasika
kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi kata yang diucapkan dapat
ditampilkan dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh perangkat teknologi
sebagao sebuah komando untuk melakkan suatu pekerjaan, misalnya penekanan
tombol pada telepon genggam yang dilalukan secara otomatis dengan komando
suara.
Alat pengeal ucapan, atau yang sering
disebut dengan speech recognition ini, membutuhkan sampel kata sebenarnya yang
diucapkan dari pengguna. Sampel kata akan didigitalisasi, disimpan dalam
computer, dan kemudian digunakan sebagai basis data dalam memcocokkan kata yang
diucapkan selajutnya. Sebagian besar alat pengenal ucapan ini sifatnya masih
tergantung pada pengeras suara. Dan kekurangan lain dari alat ini, adalah alat
ini hanya dapat mengenal kata yang diucapkan dari satu atau dua orang saja,
serta hanya bisa mengenal kata-kata terpisah, yaitu kata-kata yang dalam
penyampaiannya terdapat jeda antar kata. Hanya sedikit dari peralatan ini yang
sifatnya tidak tergatung pada pengeras suara dan dapat mengenal kata yang
diucapkan banyak orang serta dapat mengenal kata-kata continue atau kata-kata
yang dalam penyampaiannya tidak terdapat jeda antar kata.
Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang diucapkan).
Pengenalan suara sendiri terbagi menjadi dua, yaitu pengenalan pengguna (identifikasi suara berdasarkan orang yang berbicara) dan pengenalan ucapan (identifikasi berdasarkan kata yang diucapkan).
Alat ini sudah ada sejak tahun 1940,
dimana pada tahun tersebuut perussahaan American Telephone and Telegraph
Company (AT&T) sudah mulai mengembankan suatu perangkat teknologi yang
dapat mengidentifikasi kata yang diucapkan manusia. Lalu, sekitar tahun 1960-an
para peneniliti dari perusahaan tersebut sudah berhasil membuat suatu perangkat
yang dapat mengidentifikasi kata-kata terpisah dan pada tahun 1970-an, mereka
sudah dapat membuat perangkat yang dapat megidentikikasi kata-kata continue.
Alat ini menjadi fungsional sejak tahun 1980-an dan hingga sekarang masih akan
terus dikembangkan dan ditingkatkan keefektifannya.
5. Aplikasi-aplikasi alat pengenalan ucap dapat dilihat
dari beberapa bidang, yaitu :
Bidang komunikasi
Dalam bidang komunikasi terdapat beberapa jenis alat pengenalan ucap, seperti :
1. Komando suara
Komando suara adalah suatu program pada
computer yang melakukan perintahberdasarkan komando suara pengguna. Contohnya
pada aplikasi Microsoft voice yang berbasis bahasa inggris. Ketika pengguna
mengatakan “mulai kalkulator” dengan intonasi data tata bahasa yang sesuai.
Maka, computer akan segera membuka aplikasi kalkulator.
Jika komando suara yang diberikan sesuai dengan daftar perintah yang tersedia. Aplikasi akan memastikan komando suara dengan menampilkan tulisan “apakah anda meminta saya untuk ‘memulai kalkulator’?”, untuk melakukan verifikasi. Pengguna cupuk mengatakan “lakukan” dan computer akan langsung beroperasi.
Jika komando suara yang diberikan sesuai dengan daftar perintah yang tersedia. Aplikasi akan memastikan komando suara dengan menampilkan tulisan “apakah anda meminta saya untuk ‘memulai kalkulator’?”, untuk melakukan verifikasi. Pengguna cupuk mengatakan “lakukan” dan computer akan langsung beroperasi.
2. Pendiktean
Pendiktean
adalah sebuah prosen mendikte yang sekarang ini banyak dimanfaaatkan dalam
pembuatan laporan atau penelitian. Contohnya pada aplikasi Microsoft dictation
yang merupakan aplikasi yang dapat menulikan apa yang diucapkan pengguna secara
otomatis.
3. Telepon
Pada
telepon, teknologi pengenalan ucapaan yang digunakan pada proses penekanan
tombol otomatis yang dapat menelpon nomor tujuan dengan komando suara.
Bidang kesehatan
Alat pengenal ucapan banyak digunakan
dalam bidang kesehatan untuk membantu para penyandang cacat dalam beraktivitas.
Contohnya ada pada aplikasi Antarmuka Suara Pengguna aatau Voice User Interface
(VUI) yang menggunakan teknologi pengenalan ucapan dimana pengendalian saklar
lampu. Misalnya, tidak peril dilakukan secara manual dengan menggerakkkan
saklar tetatpi cukup mengeluarkan parintah dalam bentuk ucapan sebagai
saklarnya. Metode ini membantu manusia yang secara fisik tidak dapat
menggerakkan saklar karena cacat pada tangan. Penerapan VUI ini tidak hanya
untuk lampu saja tetapi bisa juga untuk aplikasi-aplikasi control yang lain.
Bidang militer
Dalam bidang militer juga terdapat
beberapa macam alat pengenalan ucap :
·
Pelatihan
penerbangan adalah Aplikasi alat pengenal ucapan dalam bahasa militer adala
pada pengaturan lalu-lintas udara atau yang dikenal dengan Air Traffic
Controllers (ATC) yang dipakai oleh para pilot untuk mendapatkan keterangan
mengenai keadaan lalu-lintas udara seperti radar, cuaca, dan navigasi. Alat
pengenal ucapan digunakan sebagai pengganti operator yang memberikan informasi
kepada pilot dengan cara berdialog.
·
Helicopter
adalah Aplikasi alat pengenalan ucapan pada helicopter digunakan untuk
berkomunikasi lewat radio dan menyesuaikan system navigasi. Alat ini, sangat
diperlukan pada helicopter karena ketika sedang terbang, sangat banyak gangguan
yang akan menyulitkan pilot bila harus berkomunikasi dan menyesuaikan navigasi
dengan memencet tombol terlebih dahulu.
Kelebihan alat pengenal
ucapan :
·
Cepat
Teknologi ini mempercepat transmisi informasi dan umoan balik dari transmisi tersebut. Contohnya pada komando suara. Hanya dalam selang waktu sekitar satu sampai dua detik setelah kita mengkomandokan peritah melallui suara komputeer sudah member umpan balik atas komando kita.
·
Mudah Digunakan
Kemudahan teknologi ini juga dapat dilihat dalam
aplikasi komando suara. Komando biasanya kita memasukkan ke dalam computer
dengan menggunakan tatikus atau papan ketik, kini dapat dengan mudah kita
lakukan tanpa perangkat keras, yaitu dengan menggunakan komando suara.
Kekurangan alat
pengenal ucapan :
1. Rawan terhadap gangguan
1. Rawan terhadap gangguan
Hal ini disebabkan oleh proses sinyal
suara yang masih berbasis frekuensi. Ketika sebuah informasi dalam sinyal suara
mempunyai komponen frekuensi yang sama banyaknya dengan komponen frekuensi
gangguannya, akan sulit untuk memisahkan gangguan dari sinyal suara tersebut.
2. Jumlah kata yang dapat dikenal terbatas
2. Jumlah kata yang dapat dikenal terbatas
Hal ini disebabkan pengenalan ucapan
berkerja dengan cara mencari kemiripan dengan basis data yang dimiliki.
3. Speech Syntesis
Speech synthesis atau pidato sintesis
adalah produksi buatan manusia pidato. Sebuah ssistem computer yang digunakan
untuk tujuan ini disebut speech synthezer, dan dapat diimplementasikan dalam
perangkat lunak atau perangkat keras. Text-to-speech (TTS) system bahsa normal
mengkonversi teks ke dalam pidato. System lain membuat representasi linguistic
simbolis seperti transkripsi fonetik bicara.
Pidato buatan dapat dibuat dengan potongan-potongan concatenating pidato yang direkam disimpan dalam databace. Sestem berbeda dalam ukuran pidato yang tersimpan unit, sebuah system yang menyimpan telepon memberikan rentang output terbesar, tetapi kirang jelas.
Pidato buatan dapat dibuat dengan potongan-potongan concatenating pidato yang direkam disimpan dalam databace. Sestem berbeda dalam ukuran pidato yang tersimpan unit, sebuah system yang menyimpan telepon memberikan rentang output terbesar, tetapi kirang jelas.
Untuk keperluan khusus domain, yang
menyimpan seluruh kata-kata atau kalimat memungkinkan output yang berkualitas
tinggi. Atau, synthesizer dapat menggabungkan sebuah model dari system vocal
dan karakteristik suara manusia lain untuk membuat yang benar-benar “sintetik”
output suara. Kualitas synthesizer pidato dinilai oleh kesamaan dengan suara
manusia dan kemapuannya untuk dipahami, semua dimengerti text-to-speech profram
yang memungkinkan orang-orang dengan gangguan visual atau membaca untuk
mendengarkan karya-karya tulis di computer rumah.
A text-to-speech system (atau “mesin”)
adalah terdiri dari dua bagian: front-end dan back-end. Front-end memiliki dua
tugas utama. Pertama, mengubah teks mentah berisi simbol seperti angka dan
singkatan menjadi setara dengan tertulis-kata-kata. Proses ini sering disebut
normalisasi teks, pra-pengolahan, atau tokenization. Front-end kemudian
menetapkan transkripsi fonetik untuk setiap kata, dan membagi dan menandai teks
ke prosodic unit seperti frase dan kalimat. Proses transkripsi fonetik untuk
menetapkan kata-kata ini disebut teks-ke-fonem atau grafem-ke-fonem konversi.
Fonetis transkripsi dan informasi ilmu persajakan bersama-sama membentuk
representasi simbolik yang linguistik output dengan front-end. Back-end-sering
disebut sebagai synthesizer-maka mengubah representasi linguistic simbolik
menjadi suara. Synthesizer teknologi
Kualitas yang paling penting dari sebuah
sistem sintesis pidato kewajaran dan dimengerti. Kewajaran menggambarkan
seberapa dekat output terdengar seperti ucapan manusia, sementara dimengerti
adalah kemudahan yang keluaran dipahami. Pidato synthesizer yang ideal adalah
alami dan dipahami. Pidato sistem sintesis biasanya mencoba untuk memaksimalkan
dua karakteristik
Contoh : Fasilitas Text to Speech pada sistem operasi Microsoft Windows
Contoh : Fasilitas Text to Speech pada sistem operasi Microsoft Windows
4.
Video Conference
Layanan video conference merupakan
layanan komunikasi yang melibatkan video dan audio secara real time. Teknologi
yang digunakan untuk layanan video conference komersial pada awalnya
dikembangkan di atas platform ISDN (Integrated Switch Digital Network) dengan
standar H.320. Secara fungsional, elemen pendukung layanan video conference
terdiri dari:
Ø Terminal video conference atau endpoint video
conference, adalah perangkat yang berada di sisi pengguna video conference.
Ø MCU (Multipoint Conference Unit), adalah semacam
server yang berfungsi sebagai pengendali konferensi yang melibatkan banyak
pengguna dan banyak sesi konferensi.
Ø Gateway dan gatekeeper adalah media yang melakukan
proses adaptasi komunikasi video conference berbasis ISDN ke IP dan sebaliknya.
Jenis
Video ConferenceJenis video conference berdasarkan hubungan diantara pemakainya dapat dibagi menjadi tiga
bagian [teknologi layanan dan fitur di interface telematika
(http://hotaruu.wordpress.com/2009/11/24)] :
1.
Real Time
Colaboration Multiparty Conferencing, merupakan sarana hubungan konferensi yang
seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.
2. Active Participation Users, hubungan yang terjadi
diantara pemakai dengan jaringan komputer atau basis data, merupakan konferensi
yang seketika dengan resolusi yang baik dan interaktif.
3. Passive Participation Users, keikutsertaan pemakai
bersifat pasif dan memerlukan hubungan yang seketika dan interaktif. Sistem
Terminal Video Conference.
Jenis video conference
menurut system terminalnya dibagi menjadi 2 bagian :
1.
Special video
conference terminal, merupakan suatu terminal khusus sebagai hasil integrasi
produk-produk modular video conference. Bagian ini pengembangan dari
traditional video conference yang ditambahkan dengan perangkat seperti komputer
dan faks.
2. PC-based video conference terminal, seperangkat
komputer yang dapat ditingkatkan kemampuannya dengan menambahkan video codec,
kamera, mikrofon, perangkat lunak dan sistem lainnya.
Pemakaian Lebar Pita
Frekuensi Video conference Pelayanan video conference berdasarkan pemakaian
lebar pita frekuensi dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1. Shared Bandwidth, pemakaian lebar pita secara
bersama-sama dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti LAN.
2. Dedicated Bandwidth, pemakaian lebar pita frekuensi
secara khusus atau tersendiri, dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti
saluran terdedikasi atau penyambung LAN.
3. Allocated Bandwdth, pengalokasian lebar pita
frekuensi dapat dipenuhi oleh jaringan komunikasi seperti pada system isochronus
misalnya FDDI II, IEEE 802.9, Isochronus Ethernet (isoENET), 100mbps Ethernet
dengan protocol prioritas permintaan dan Cell Reley serta ATM.
Tujuan sebuah user interface adalah
mengkomunikasikan fitur-fitur sistem yang tersedia agar user mengerti dan dapat
menggunakan sistem tersebut. Dalam hal ini penggunaan bahasa amat efektif untuk
membantu pengertian, karena bahasa merupakan alat tertua barangkali kedua
tertua setelah gesture yang dipakai orang untuk berkomunikasi sehari-harinya.
Praktis semua pengguna komputer dan Internet kecuali mungkin anak kecil yang
memakai komputer untuk belajar membaca dapat mengerti tulisan. Meski pada
umumnya panduan user interface menyarankan agar ikon tidak diberi tulisan
supaya tetap mandiri dari bahasa, namun elemen user interface lain seperti teks
pada tombol, caption window, atau teks-teks singkat di sebelah kotak input dan
tombol pilihan semua menggunakan bahasa. Tanpa bahasa pun kadang ikon bisa
tidak jelas maknanya, sebab tidak semua lambang ikon bisa bersifat universal.
2.4 Pengertian
Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga
kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Istilah ini bisa
digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan
tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini
lebih sering digunakan untuk dunia industri,
dimana bahan baku diubah menjadi barang jadidalam skala yang besar. Manufaktur ada dalam
segala bidang sistim ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya
selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa
industri seperti semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan
istilah fabrikasi dibandingkan manufaktur. Sektor
manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
3.
PEMBAHASAN
3.1
Pemanfaatan Telematika dibidang
Manufaktur
I. Program
Pembentukan Kebijakan, Kelembagaan, Dan Regulasi Telematika Serta Koodinasi
Antar Instansi Terkait
1. Pembentukan
BRTI dan KPI.
a. MASTEL memperjuangkan pembentukan Badan Regulasi Independen di bidang Telekomunikasi yang pada akhirnya telah terbentuk pada Desember 2003.
b. MASTEL juga aktif dalam usulan pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia dimana salah satu anggota KPI adalah usulan MASTEL.
a. MASTEL memperjuangkan pembentukan Badan Regulasi Independen di bidang Telekomunikasi yang pada akhirnya telah terbentuk pada Desember 2003.
b. MASTEL juga aktif dalam usulan pembentukan Komisi Penyiaran Indonesia dimana salah satu anggota KPI adalah usulan MASTEL.
2. Masukan atas
RUU.
a. RUU Informasi dan Transaksi Elektronik
b. RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik
c. RUU Pajak
a. RUU Informasi dan Transaksi Elektronik
b. RUU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik
c. RUU Pajak
3. MASTEL juga
memberikan masukan pemikiran atas naskah Rancangan Undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronis dalam rapat-rapat interdep yang dikoordinasi oleh
Kementerian Negara (waktu itu) Komunikasi dan Informasi.
4. Masukan
untuk DPR.
Saat diundang untuk sesi dengar pendapat, MASTEL
memberikan pula masukan kepada Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat yang bertanggungjawab dalam pembahasan Rancangan
Undang-undang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik. Pada kesempatan lainya,
MASTEL juga memberikan masukan dan pendapatnya mengenai implementasi suatu
badan regulasi independen saat dipanggil oleh Komisi IV DPR-RI sehubungan
dengan pembentukan BRTI.
5.
Selain itu MASTEL juga berkiprah dalam membantu
operator dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh mereka dalam
kaitannya dengan implementasi Otonomi Daerah yang dilaksanakan oleh
masing-masing Pemerintah Daerah, salah satunya dengan menjadi nara sumber dalam
diskusi antara Menkominfo dan Kementrian Dalam Negeri.
6.
Dengan upaya lobby yang persisten dan konsisten untuk
mewujudkan penanganan bidang telematika dalam satu kementrian, MASTEL dan para
stakeholders dan asosiasi-asosiasi telah berhasil melobi pemerintah sehingga
penanganan telematika di Indonesia saat ini telah menjadi satu, yaitu di bawah
Menkominfo.
7.
Memberikan masukan tentang isu-isu strategis bidang
telematika kepada DPR, Pemerintah, BRTI dan KPI dalam beberapa topik yang
relevan, termasuk untuk RUU, RPP, RPM, dan lain-lain.
8.
Menyadari bahwa perkembangan teknologi begitu cepat
dan kadang penetapan kebijakan menjadi tertinggal, maka MASTEL mulai akhir
tahun 2003 membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Kecil Penyusun Cetak Biru
Telematika. Hasil dari Pokja akan diserahkan kepada para pihak yang
berkepentingan, dengan harapan dapat menjadi masukan yang berarti bagi
penyusunan Cetak Biru Telematika di Indonesia.
9. Masukan
terhadap Peraturan Pemerintah MASTEL telah memberikan masukan terhadap berbagai
macam rancangan peraturan-peraturan di bidang telematika seperti:
a. RKM 2,4 GHz.
b. KM No. 31 tahun 2003 dan (Rancangan) Keputusan Menteri No. 67 tahun 2003 tentang Hubungan Kerja BRTI, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dan Departemen Perhubungan.
c. KM 84/2002 tentang SKTT.
d. Rancangan regulasi tentang migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital.
a. RKM 2,4 GHz.
b. KM No. 31 tahun 2003 dan (Rancangan) Keputusan Menteri No. 67 tahun 2003 tentang Hubungan Kerja BRTI, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi dan Departemen Perhubungan.
c. KM 84/2002 tentang SKTT.
d. Rancangan regulasi tentang migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital.
10. Penetapan
Biaya Frekuensi
MASTEL dibantu oleh Lembaga Donor dan komitmen dari Anggota MASTEL yang tertarik untuk itu, berhasil mendatangkan konsultan di bidang alokasi frekuensi untuk menghasilkan temuan yang kemudian dikirimkan sebagai masukan kepada Pemerintah dan Regulator serta pihak pengambil keputusan lain
MASTEL dibantu oleh Lembaga Donor dan komitmen dari Anggota MASTEL yang tertarik untuk itu, berhasil mendatangkan konsultan di bidang alokasi frekuensi untuk menghasilkan temuan yang kemudian dikirimkan sebagai masukan kepada Pemerintah dan Regulator serta pihak pengambil keputusan lain
11. Kesepakatan
Penentuan Biaya Interkoneksi
a. Dalam interkoneksi, ada beberapa perubahan mendasar, yaitu dasar perhitungan yang dulu Revenue Sharing sekarang berubah menjadi cost based.
b. MASTEL cukup terlibat dalam pembahasan mengenai isu interkoneksi, terutama MASTEL sering berperan sebagai peninjau dan ice breaker apabila pembahasan menemukan jalan buntu.
c. Saat ini RKM Interkoneksi sudah disosialisikan, namun MASTEL masih perlu memberikan pendapat agar RKM tersebut dapat menampung aspirasi para Anggota MASTEL selama ini.
a. Dalam interkoneksi, ada beberapa perubahan mendasar, yaitu dasar perhitungan yang dulu Revenue Sharing sekarang berubah menjadi cost based.
b. MASTEL cukup terlibat dalam pembahasan mengenai isu interkoneksi, terutama MASTEL sering berperan sebagai peninjau dan ice breaker apabila pembahasan menemukan jalan buntu.
c. Saat ini RKM Interkoneksi sudah disosialisikan, namun MASTEL masih perlu memberikan pendapat agar RKM tersebut dapat menampung aspirasi para Anggota MASTEL selama ini.
12. Kegiatan ICT
Integrity
Pelaksanaan Kelompok Kerja (Pokja) ICT-Integrity untuk pencegahan korupsi dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Kerja MASTEL tahun 2005. ICT Integrity adalah konsep-konsep pemanfaatan telematika untuk pengaplikasian good-governance (misalnya melalui e-government, e-procurement, dan lain-lain). Masukan-masukan tersebut sudah mencakup dari kalangan industri telematika yang cakupannya cukup luas. Dalam hal ini, MASTEL telah menghasilkan rekomendasi bahwa Pokja menghasilkan suatu modul yang bisa menjadi acuan pelaksanaan/implementasi konsep ICT Integrity.
Pelaksanaan Kelompok Kerja (Pokja) ICT-Integrity untuk pencegahan korupsi dibentuk berdasarkan keputusan Rapat Kerja MASTEL tahun 2005. ICT Integrity adalah konsep-konsep pemanfaatan telematika untuk pengaplikasian good-governance (misalnya melalui e-government, e-procurement, dan lain-lain). Masukan-masukan tersebut sudah mencakup dari kalangan industri telematika yang cakupannya cukup luas. Dalam hal ini, MASTEL telah menghasilkan rekomendasi bahwa Pokja menghasilkan suatu modul yang bisa menjadi acuan pelaksanaan/implementasi konsep ICT Integrity.
13. Pokja
Penyiaran menghasilkan rekomendasi atas migrasi dalam penyiaran sistem analog
ke digital serta implikasinya bagi kebijakan. Bidang penyiaran tidak hanya
terkait dengan masalah teknologi melainkan juga hal-hal yang berkaitan dengan
keadaan sosial, kebudayaan, pendidikan, pemberdayaan, dan keragaman muatan yang
menunjang Indonesia sebagai suatu bangsa yang kuat.
Adapun Lokakarya/workshop yang dilaksanakan pada 1 Maret 2006 lalu adalah untuk mendapatkan masukan dari para ahli di bidang sosial, kebudayaan, pendidikan dan lingkungan hidup selain juga mensosialisasi hasil-hasil Pokja MASTEL secara lebih luas kepada para stakeholders.
Adapun Lokakarya/workshop yang dilaksanakan pada 1 Maret 2006 lalu adalah untuk mendapatkan masukan dari para ahli di bidang sosial, kebudayaan, pendidikan dan lingkungan hidup selain juga mensosialisasi hasil-hasil Pokja MASTEL secara lebih luas kepada para stakeholders.
14. Izin yang
diberikan oleh Kementerian Kominfo kepada Indosat ini antara lain
merupakan hasil yang sangat positif dari seminar yang dilaksanakan oleh Mastel
pada tanggal 08 Mei 2012 yang lalu di Hotel Borobudur Jakarta dengan
topik " Teknologi Netral Dalam Bisnis Telekomunikasi Selular di
Indonesia ".
Di dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Mastel kepada Kominfo sebagai kesimpulan dari seminar tersebut, antara lain disampaikan agar pemerintah memberikan keleluasan bagi para operator telekomnunikasi untuk mempergunakan/menentukan teknologi yang mereka pilih dengan memanfaatkan spektrum frekuensi yang mereka miliki, sepanjang dapat memberikan peningkatan dan perbaikan layanan, dengan delivery time yang cepat dan tidak bertentangan dengan regulasi yang ada dan memberikan dampak efisiensi dalam pemanfaatan spektrum.
Di dalam rekomendasi yang disampaikan oleh Mastel kepada Kominfo sebagai kesimpulan dari seminar tersebut, antara lain disampaikan agar pemerintah memberikan keleluasan bagi para operator telekomnunikasi untuk mempergunakan/menentukan teknologi yang mereka pilih dengan memanfaatkan spektrum frekuensi yang mereka miliki, sepanjang dapat memberikan peningkatan dan perbaikan layanan, dengan delivery time yang cepat dan tidak bertentangan dengan regulasi yang ada dan memberikan dampak efisiensi dalam pemanfaatan spektrum.
II. Program
Penggerak Pasar Dan Peluang Usaha Sektor Telematika Yang Mengarah Kepada
Kompetisi pasar global.
1.
Untuk
program penggerak pasar dan peluang pasar telematika yang diamanatkan oleh
anggota MASTEL pada Musyawarah Nasional ke IV MASTEL, MASTEL telah memberikan
masukan tentang program USO saat MASTEL ikut dalam rapat menentukan besaran
kontribusi USO dari para operator kepada Pemerintah.
2.
Pada tahun
2003 Badan Pengkajian Hukum Nasional (BPHN) telah meminta masukan dari MASTEL
untuk melengkapi pengkajian yang dilakukan oleh lembaga tersebut tentang
masalah WTO (World Trade Organization). MASTEL juga melakukan sosialisasi
kepada para Anggota MASTEL tentang isyu-isyu yang hangat dalam forum WTO, agar
memungkinkan anggota MASTEL mengantisipasi liberalisasi pasar telematika baik
di dalam negeri ataupun luar negeri dan mengambil manfaat lainnya dari
sosialisasi ini sehingga memiliki kemampuan persaingan yang lebih tajam dalam
bidang usahanya.
3.
MASTEL
menjalin hubungan baik dengan berbagai stakeholders dan menjembatani para pihak,
baik dari industri maupun Pemerintahan. Salah satunya adalah melalui
penyelenggaraan breakfast meeting yang mengundang para pengambil keputusan di
bidang telematika dalam rangka memberikan informasi yang terkini kepada anggota
MASTEL.
4.
MASTEL juga telah
menjalin kerjasama dengan asosiasi dari luar negeri, salah satunya adalah
Daedok Valley Association, yang merupakan asosiasi pengusaha dari Korea. Tujuan
kerjasama tersebut adalah untuk saling bertukar informasi mengenai perkembangan
teknologi informasi, dan meningkatkan komunikasi dalam pembentukan jejaring
(network) Korea dan Indonesia.
III. Program
Peningkatan Sumberdaya Manusia Dan Daya Saing Industri Telematika Indonesia,
Termasuk Penelitian Dan Pengembangan, Rekayasa, Pabrikasi Dan Layanan.
1.
Sejak tahun
2003, MASTEL diminta oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk memberikan
masukan dalam pembentukan standar kompetensi telekomunikasi untuk tingkat
SMK-D3.
2.
Secara
berkala sejak tahun 2001, MASTEL melakukan diseminasi informasi pelaksanaan
pelatihan regulasi, dan teknis di bidang telekomunikasi kepada para Anggota
MASTEL untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh ACA (Australian
Communications Authority) di Australia.
3.
MASTEL
bekerjasama dengan lembaga profesi PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dalam
menyelenggarakan seminar tentang Technopreneurship di bidang Kelistrikan.
4.
MASTEL bekerjasama
dengan Fraunhofer Representative of Indonesia mengadakan seminar Open Service
Access/Parlay. Seminar tersebut menitikberatkan kepada 3G Service Delivery
Platforms dan PARLAY Business Networking. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan
Februari 2004.
5.
Pada tahun
2003, MASTEL bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
melaksanakan APECTEL Interconnection Regional Training yang diselenggarakan di
Jakarta dan dihadiri oleh peserta dari beberapa negara di Asia Tenggara.
Pelatihan ini sangat berguna terutama bagi para operator telekomunikasi yang
menghadapi permasalahan di bidang interkoneksi yang berlarut-larut.
6.
MASTEL,
dengan bekerjasama dengan LIRNEAsia, suatu badan penelitian internasional di
bidang telekomunikasi, telah menjadi tuan rumah dalam pertemuan para pengambil
keputusan di bidang ini pada tanggal 1-3 Oktober 2005 yang lalu. Para
pesertanya berasal dari negara-negara Asia seperti India, Pakistan, Singapura,
Taiwan, juga dari benua lain seperti Eropa, Afrika, dan Australia. Pada
kesempatan ini MASTEL mendapatkan temuan hasil penelitian bahwa biaya
leased-line untuk keperluan internet di Indonesia sangat mahal bila
dibandingkan dengan negara-negara maju dan berkembang lainnya. Temuan ini sudah
disampaikan kepada regulator telekomunikasi untuk ditindaklanjuti dengan
pengaturan yang sesuai.
IV. Program
Penguatan Dan Peningkatan Organisasi MASTEL.
1. MASTEL
secara terus menerus melakukan kegiatan untuk menjadikan MASTEL sebagai organisasi
yang disegani dan dan mandiri secara finansial antara lain dengan melakukan
kegiatan kegiatan dan melibatkan pengurus dan anggota MASTEL, misalnya dengan
memberikan masukan berharga tentang berbagai isu strategis telematika kepada
DPR-RI, sosialisasi topik yang berkaitan dengan perkembangan teknologi di
berbagai seminar yang diselenggarakan sendiri maupun saat diminta sebagai
narasumber, serta memenuhi berbagai undangan di kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah.
Hal ini dibuktikan dengan diundangnya MASTEL untuk memberikan masukan masukan:
Hal ini dibuktikan dengan diundangnya MASTEL untuk memberikan masukan masukan:
Ø Kepada
anggota DPR, tentang berbagai topic
Ø Sebagai
narasumber untuk tim pengarah dalam seleksi penyelenggara SKTT
Ø Menjadi
pembicara dalam berbagai kegiatan seminar, misalnya dalam seminar internasional
mengenai E-Government, APECTEL, APT, maupun seminar seminar didalam negeri
seperti seminar Telecenter For The Poor, etc.
Ø MASTEL
menjadi nara sumber, dalam pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Penyiaran (2004), juga Peraturan Pemerintah mengenai otonomi daerah di bidang
kegiatan telematika, antara Kominfo, Depdagri dengan wakil daerah (diskusi).
Ø Saat
mengikuti briefing oleh Menteri Komunikasi dan Informasi, dikatakan bahwa TKTI
akan langsung ditangani Presiden. Sebetulnya MASTEL telah lama mengajukan
usulan agar TKTI di bawah badan yang lebih berpengaruh. Persoalannya: sampai
dengan sekarang belum ada perwujudannya.
Ø MASTEL
diikutsertakan dalam Tim Audit Frekuensi, yang dibentuk oleh Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi, diwakili oleh Bp. Suwarso dan Bp. Arnold Ph.
Djiwatampu.
Ø MASTEL
diwakili oleh Bp. Damsiruddin Siregar ikut-serta dalam Tim Audit 3G.
Ø MASTEL
memberikan masukan dan menjadi pembicara tentang BIM MASTEL dalam seminar “ICT
for the Poor“ dalam proyek UNDP-Bappenas pada bulan Nopember 2005. MASTEL
diwakili oleh Bp. Sumitro Roestam dan Sekretaris Jenderal MASTEL dan Project
Manager BIM.
2.
Diskusi tentang perubahan peran MASTEL
Pada saat ini dirasakan bahwa diperlukan adanya perubahan peran MASTEL, terutama untuk meningkatkan organisasi MASTEL. Diskusi terjadi pada rapat-rapat persiapan Musyawarah Nasional V MASTEL. Beberapa masukan telah tercatat seperti dibawah ini:
Pada saat ini dirasakan bahwa diperlukan adanya perubahan peran MASTEL, terutama untuk meningkatkan organisasi MASTEL. Diskusi terjadi pada rapat-rapat persiapan Musyawarah Nasional V MASTEL. Beberapa masukan telah tercatat seperti dibawah ini:
·
Peran MASTEL dalam digital divide dan Milennium
Development Goals, Sasaran-sasaran menurut “kesepakatan global” ialah pada
tahun 2015 – Millenium Development Goals (MDG) (50% penduduk memiliki akses
terhadap ICT) .Diskusi tentang peran MASTEL dalam menghantarkan ICT untuk
Benefit civil society dan digital divide. Disini yang mencuat terutama peran
Warnet, CAP atau Telecenter di pedesaan.
·
Peran sebagai fasilitator dimana MASTEL sebagai
“wasit” apabila ada anggota MASTEL yang berseberangan dalam posisinya.
Diharapkan MASTEL berperan sebagai alternative dispute resolution institution
berdasarkan prinsip win-win solution.
·
Peran MASTEL sebagai collaborative body
·
Peran MASTEL sebagai MASTEL agar berperan dalam
menyatukan segala pendapat Masyarakat dan menjadi ikut aktif sehingga membuat
teknologi informasi bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia (making IT works
for Indonesia )
·
Peran MASTEL sebagai sounding board
·
Bersama dengan asosiasi, menggunakan ICT untuk memberikan
manfaat bersama
·
Sebagai capacity builder dalam meningkatkan mutu SDM
Indonesia, contoh berperan dalam pendirian LSPT (Lembaga Sertifikasi Profesi
Telematika) dimana Ketua Umum MASTEL telah tercatat sebagai pihak pendiri.
3.
Penguatan Kapasitas Sekretariat MASTEL
Seluruh program program kerja MASTEL di atas tidak akan berjalan dengan baik tanpa keterlibatan dan dukungan dari Sekretariat MASTEL yang profesional, sehingga Ketua Umum dan anggota Pengurus akan selalu mendapatkan dukungan penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Seluruh program program kerja MASTEL di atas tidak akan berjalan dengan baik tanpa keterlibatan dan dukungan dari Sekretariat MASTEL yang profesional, sehingga Ketua Umum dan anggota Pengurus akan selalu mendapatkan dukungan penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3.2 Manfaat
telematika bagi masyarakat antara lain; dunia pendidikan, asosiasi, para
pengamat, industri itu sendiri [Jurnal, “Kejahatan Telematika Sebagai Kejahatan
Transnasional” Oleh : Intan Innayatun Soeparna].
1.
Manfaat internet
dalam e Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan
memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
2.
Manfaat internet
dalam e Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan
informasi dan layanan untuk masyarakat.
3.
Dalam bidang
kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah
bagi masyarakat luas.
4.
Telematika cukup
memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai
maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi
Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis /
electronic commerce (e-commerce).
5.
Pembangunan
sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya.
Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten
menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan
investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di
Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan
lainnya.
6. Sebagai core bisnis industry, perdagangan, efisensi
dan peningkatan daya saing perusahaan
3.3
Kerugian Telematika:
1.
Tindakan
kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya, tindakan
yang disebut carding, adalah cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit
dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan
data tersebut untuk keuntungan pribadi.
2.
Penyebaran virus
atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail
sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.Kejahatan Telematika sebagai
Kejahatan Transnasional, Contoh kejahatan transnasional ini adalah human
trafficking, penyelundupan orang, narkotika, atau teroris internasional.
3.
Kejahatan
telematika merugikan individu,missal Lima orang hacker (penyusup) yang berada
di Moskow telah mencuri sekitar 5400 data kartu kredit milik orang Rusia dan
orang asing yang didapat dengan menyusup pada sistem komputer beberapa internet
retailer.
4.
Kejahatan
telematika merugikan perusahaan atau organisasi, Pada tahun 1995, Julio Cesar
Ardita, seorang mahasiswa dari Argentina berhasil menyusup dan mengganti
(cracking) data sistem yang ada di Fakultas Arts and Science Universitas
Harvard.
5. Kejahatan telematika merugikan Negara, misalnya:
Serangan yang paling merugikan adalah pengrusakan yang dilakukan olehhacker
asing pada situs Kementrian keuangan Romania pada tahun 1999, sehingga
merugikan pemerintah Romania milyaran dollar. Serangan ini dilakukan dengan
mengganti besaran kurs mata uang Romania sehingga banyak pembayar pajak online
yang terkecoh dengan data yang telah diganti tersebut.5 Hanya sayangnya, kejahatan
ini tidak berlanjut ke pengadilan karena tidak adanya hukum yang mengatur
kejahatan telematika yang bersifat transnasional.
4.
KESIMPULAN :
Tujuh
macam fitur pada antarmuka telematika, keenam fitur tersebut adalah head up
display system, tangible user interface, computer vision, browsing audio data,
speech recognition, dan speech syntetis,video conference dan semua dar
kesuluruhan interface memiliki kekurangan maupun kelebihan.dan seluruh fitur
pada interface telematika sangat membantu sekali untuk seluruh bidang , baik
dibidang e-goverment ,e-bussiness,kesehatan,militer dan komunikasi
5. Daftar Pustaka
http://www.mastel.or.id/index.php?q=sekilas-aktivitas-mastel
0 Response to "TEKNOLOGI TELEMATIKA DAN PENERAPAN DIBIDANG MANUFAKTUR"
Posting Komentar